Saturday, May 15, 2010

Strategi Komunikasi

Kehidupan manusia tidak terlepas dari lingkup komunikasi. Dalam konteks manusia sebagai makhluk sosial, komunikasi tidak saja digunakan sebagai alat melakukan kontak antarindividu, tetapi juga merupakan alat manusia untuk bertahan hidup.

Kendala komunikasi akan mempengaruhi keberhasilan proses komunikasi. Luasnya lingkup pengalaman dan pengetahuan dari pelaku komunikasi dapat memengaruhi proses penyampaian simbol. Dapat saja sebuah pesan yang disampaikan, diartikan secara berbeda sehingga menimbulkan efek atau tindakan yang berbeda pula. Untuk komunikasi tatap muka, efeknya tidak terlalu sulit untuk diketahui. Jika ada kesalahan penerimaan pesan dalam penyampaian pesan secara langsung, dapat segera dilakukan pengulangan pesan oleh komunikator dengan mengganti pesan atau simbol yang lebih mudah dipahami oleh komunikan. Kendala komunikasi yang lebih kompleks adalah komunikasi yang menempatkan unsur tambahan pada proses, yaitu saluran komunikasi atau media. Penggunaan media ini cenderung menghambat laju rambat komunikasi yang dijalankan, atau bahkan dapat terjadi kegagalan komunikasi yang serius, dan dapat merugikan kedua belah pihak.

Penggunaan media pada sebuah proses komunikasi perlu mempertimbangkan kemungkinan distorsi atau kendala yang muncul. Distorsi atau kendala dapat menyebabkan miskomunikasi, di mana pessan yang disampaikan oleh komunikator dianggap gagal karena komunikan memberikan reaksi yang berbeda dari yang diharapkan. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan penafsiran atas pesan yang disampaikan. Kapabilitas dari komunikator atau kualitas dari kemampuan komunikator, dipengaruhi oleh kredibilitasnya sebagai pembawa pesan yang benar dan dapat dipercaya. Kredibilitas komunikator dipengaruhi oleh referensi komunikan mengenai identitas komunikator. Komunikan melakukan seleksi tidak saja pada pesan, tetapi pada sumber pesan ( komunikator) : Apakah penyampai pesan dapat dipercaya atau tidak. Kemampuan komunikator dalam memilih bahasa atau visual berpengaruh pada sejauh mana pesan yang disampaikan dapat dipahami atau diinterpretasikan oleh komunikan. Sedangkan sikap, mimik, dan intonasi juga mnejadi ukuran apakah pesan verbal yang disampaikan menunjukkan suatu kebenaran. Hal ini dapat dilihat pada saat penyampai pesan itu. Demikian pula halnya dengan komunikasi yang menggunakan media sebagai saluran komunikasi.

Komunikan memiliki lingkup pengetahuan yang terbatas untuk menangkap semua stimulus disekitarnya, kemampuan menginterpretasikan dan memersepsikan pesan juga tergantung pada kemampuan komunikan menyerap pesan. Komunikan memiliki kekuatan untuk melakukan seleksi terhadap berbagai stimulus di sekitarnya. Stimulus yang akan dipilih dan stimulus yang akan diabaikan tergantung dari sejauh mana stimuli itu dapat memberikan rangsangan yang lebih kuat daripada stimulus lainnya. Stimulus dalam kajian marketing communication merupakan pesan iklan yang disampaikan perusahaan.

Pesan yang dapat memenuhi kebutuhan komunikan menyimpan kepentingan (interest) perusahaan pada pesan itu. Jika pesan yang disampaikan merupakan informasi yang dibutuhkan oleh komunikan dan bersesuaian dengan kebutuhan dan keinginan tersembunyi, maka komunikan akan memberikan perhatian khusus terhadap " makna di balik " pesan itu. Dengan demikian, komunikator yang akan menyampaikan pesan melalui media sebagai saluran komunikasinya perlu mempertimbangkan beragam hal yang terkait dengan klien, seperti bahasa, penampilan, serta kualitas media.

Dalam pendistribusian pesan melalui media, keberhasilan pesan ditentukan oleh kemampuan media dalam meningkatkan kapsitas pesan. Komunikasi media cenderung memperoleh gangguan teknis, semisal misi yang gagal akibat faktor cuaca dan teknis sehingga pesan gagal disampaikan pada khalayak. Dengan demikian, dalam strategi pemilihan media ini perlu diperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan konsep kualitas keterpaparan media ( the quality of media exposure ).

No comments: