Untuk iklan televisi, ada beberapa teknik visual yang dapat digunakan untuk membuat naskah iklan yang dramatis dan mempunyai kemampuan menjual yang kuat. Menurut Russel dan kawan-kawan, teknik-teknik itu adalah :
Spokesperson. Teknik ini menampilkan seseorang dihadapan kamera yang langsung membawakan iklan kepada pemirsa televisi. Contohnya adalah salah satu iklan pasta gigi. Dalam iklan itu, seorang pria berdasi dengan gaya seorang salesman berada di dalam ruang praktek dokter gigi. Ia bicara tentang pengalamannya mengatasi dan mencegah gangguan gusi berdarah dengan selalu menggunakan Pepsodent.
Testimonial. Teknik ini mempergunakan seseorang yang dikenal luas yang mampu memberikan kesaksian atau jaminan tentang suatu produk. Misalnya artis Marisa Haque yang memberi komentar tentang sebuah sabun kecantikan bermerek lux.
Demonstration. Teknik ini cukup populer mengingat televisi adalah media yang ideal untuk memberikan demonstrasi kepada konsumen tentang manfaat suatu produk. Misalnya saja proses menghilangnya kotoran dari baju yang dicuci dengan Rinso Super Aktif
Closeups. Teknik ini pun ideal untuk dipergunakan oleh televisi. Misalnya saja menampilkan closeup Indomie yang telah dimasak dan masih mengepul panas, siap untuk segera disantap.
Story Line. Teknik ini mirip membuat sebuah film yang sangat pendek. Misalnya, salah satu iklan Pepsi Cola yang dimulai dengan adegan banyak orang yang tengah berjemur di pantai. Matahari kebetulan bersinar sangat terik. Tidak jauh dari tempat itu tiba-tiba sebuah kios minuman ringan dibuka. Perlahan-lahan, satu persatu orang berjemur di pantai mendatangi kios tersebut sambil berjingkat dan mengeluhkanpasir yang panas. Akhirnya semua orang, termasuk seekor anjing menyerbu kios tersebut. Sementara selama itu penyiar memberikan komentar betapa minuman tersebut didambakan oleh mereka yang kehausan.
Direct Product Comparison. Gaya ini membandingkan dua buah produk secara langsung. Di Amerika Serikat gaya ini cukup sering dipakai, tetapi kelihatannya akan agak sulit kita saksikan di Indonesia. Sebab agaknya pemirsa di Indonesia belum siap menerima iklan yang cenderung menunjukkan kekurangan produk pesaing seraya menonjolkan kelebihan produksendiri. Misalnya saja iklan sebuah minuman yang mengambarkan suasana studi wisata para pelajar sebuah sekolah menegah pada abad mendatang. Para pelajar tersebut sedang mengunjungi sebuah situs purbakala yang sedang digali. Sambil mendengarkan keterangan pemandu wisata mereka mengenggam kaleng minuman Pepsi Cola tiba-tiba seorang pelajar menemukan sebuah botol kosong Coca Cola yang telah membatu. Ia menunjukkan botol tersebut kepada pemandu wisata dan bertanya benda apakah itu. Sang pemandu wisata yang tampaknya juga seorang profesor, setelah melihat sebentar, mengatakan bahwa itu minuman ringan yang populer pada abad yang lampau.
Humor. Gaya ini termasuk salah satu gaya yang digemari oleh copywritter maupun konsumen. Akan tetapi gaya ini sebenarnya mengandung resiko yang sangat besar. Apabila penggarapan humornya tidak hati-hati, pemirsa malah bisa menjadi sebal dan jengkel. Apalagi jika diingat, humor akan kehilangan daya tariknya apabila sudah sering disaksikan atau didengarkan. Iklan yang terjebak dalam penampilan seperti ini , meskipun menggunakan pelawak yang paling lucu sekalipun, biasanya tidak tertolong lagi.
Slice of Life. Pendekatan ini mempergunakan penggaaalan dari adegan sehari-hari. Rumusnya adalah dengan menggabungkan keadaan yang menjengkelkan + penyelesaian masalah + kebahagiaan. Contohnya adalah iklan obat sesak napas. Pertama-tama digambarkan orang yangsedang menderita sesak napas. Dadanya bagai diikat denga tali yang besar dan kuat. Wajahnya memelas. Setelah ia menelan satu atau dua butir Napacin, sesak napasnya pun segera hilang. IA lega dan wajahnya menjadi berseri.
Customer Interview. Cara ini juga kerap kali ditemui. Misalnya iklan Bodrex, Seseorang pria berdasi digambarkan memegang sebuah mikrofon. Dengan gaya seorang reporter ia mewawancarai seorang supir taksi tentang apa yang ia lakukan apabila sakit datang menyerang.
Vignette dan Situations. Produk-produk yang sering menggunakan teknik seperti ini adalah minuman, permen, rokok dan produk-produk lain yang sering dikomsumsi. Gambar yang ditampilkan biasanya menunjukkan sejumlah orang tengah menikmati sesuatu produk seperti menikmati hidup. Sementara itu musik dan liriknya memberikan suasana yang mendukung. Misalnya iklan susu cap Nona. Seorang anak kecil digambarkan giat mengikuti ayahnya berolahraga pada pagi hari. Setelah itu ia dipanggil oleh ibunya untuk minum segelas susu.
Animation. Animasi biasa anda kenal sebagai gambar kartun. Teknik seperti ini biasanya menggunakan gambar atau tokoh kartun sebagai ganti suasana atau manusia sebenarnya. Contoh yang pernah sangat populer pada masa iklan masih muncul di TVRI adalah iklan pembasmi serangga merek Raid.
Stop Motion. Meskipun mampu menampilkan gambar bergerak, televisi sering kali juga menampilkan iklan yang disajikan hanya sebagai stop motion, dan mungkin juga merupakan suatu rangkaian gambar berseri. Contoh yang paling jelas adalah iklan-iklan mengenai berbagai obyek wisata di Indonesia yangsering ditampilkan oleh RCTI.
Rotoscope. Teknik ini menggabungkan teknik animasi dengan gambar nyata. Misalnya, iklan bumbu masak Royco. Digambarkan bagaimana seorang ibu rumah tangga menyiapkan hidangan untuk keluarganya. Sementara itu seorang pria gemuk berpakai lengkap seperti seorang juru masak, yang merupakan tokoh kartun, berloncat-loncat ke sana kemari mendampinginya.
Combination. Teknik ini pada dasarnya merupakan penggabungan dari dua atau beberapa teknik dasar di atas.
No comments:
Post a Comment